Bogor, Para pembuat kebijakan dan praktisi membuat sebuah alat dan sistem ramah lingkungan yang diharapkan dapat melindungi lahan basah tropis dari kehancuran degradasi yang disebut toolbox. The Center for International Forestry Research (CIFOR) meluncurkan toolbox pembelajaran bagi Berkelanjutan dinamai RAWA, program penelitian yang bertujuan untuk menginformasikan para pembuat kebijakan tentang peran penting dari lahan basah tropis dalam strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Kondisi lahan bakau dan gambut di Indonesia
Lahan basah tropis: Mangrove dan lahan gambut berpengaruh untuk perubahan iklim,
Pentingnya melestarikan lahan basah bakau dan hutan gambut tropis sudah sangat jelas. Mereka menyimpan banyak sekali jumlah karbon.
Bila dilihat secara awam mereka sangat vital atau penting fungsinya bagi kelestarian lingkungan hidup
- Mereka melindungi garis pantai dan satwa liar.
- Mereka adalah sumber makanan dan air bagi masyarakat.
Indonesia, rumah bagi sebagian besar hutan bakau di dunia, telah kehilangan lebih dari 26 persen dari mereka sejak tahun 1980-setara dengan kehilangan wilayah seluas New York City setiap 18 bulan. Sementara itu, lebih dari 100.000 hektar hutan gambut dihancurkan setiap tahun untuk perkebunan kelapa sawit dan pertanian. Sebuah studi menemukan bahwa dari 3.300 ton karbon per hektar yang tersimpan di lahan gambut pesisir di Indonesia, hingga setengah akan dilepaskan ke atmosfer selama 100 tahun setelah konversi menjadi perkebunan-kelapa sawit setara senilai 2.800 tahun akumulasi karbon.
disarikan dari : http//: bog.cifor.org